
Taman vertikal atau Vertical
Garden (dibeberapa negara juga dikenal dengan istilah greenwall atau living wall) dipopulerkan pertama kali oleh seorang botanist
asal Prancis, Patrick Blanc. Seorang garden designer berumur
58 tahun yang telah membuat lebih dari 200 desain taman di berbagai tempat
strategis di dunia. Konstruksi taman yang dibuat Patrick terdiri dari kerangka
berbahan logam yang dilapisi papan PVC setebal satu sentimeter dan lembaran geotextile.
Tanaman disusun pada lembaran geotextile berdaya kapilaritas tinggi yang
berfungsi mendistribusikan air hara secara merata.
Selain kontruksi di atas,
sebenarnya kita dapat membuat taman vertikal dengan menggunakan wadah dari rak,
paralon, bambu, botol bekas, bekas jerigen, ataupun bahan-bahan lain yang bisa
dikreasikan secara efektif dan artistik. Medium tumbuh bisa menggunakan
tanah seperti menumbuhkan tanaman pada umumnya atau dengan media yang lebih
ringan seperti gambut atau cocopeat.
Taman vertikal pada prinsipnya
membudidayakan tanaman dengan sistim bertingkat. Teknik tanamnya biasa disebut
vertikultur. Vertikultur berasal dari kata dalam bahasa Inggris vertical dan culture yang
berarti budidaya tanaman secara vertikal. Dengan sistim ini, meski lahan sempit
namun mampu untuk menanam tanaman hias sebanyak-banyaknya.

Secara estetika, taman vertikal
berguna sebagai penutup bagian dinding yang tidak enak dipandang, atau sebagai
penghias latar yang menyuguhkan pemandangan indah dengan berbagai warna daun
dan bunga. Selain itu, lapisan tanaman juga bisa melindungi dinding yang banyak
terpapar panas sehingga dapat mereduksi penyerapan panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar